PENDIDIKAN JASMANI DAN
PENDIDIKAN OLAHRAGA
DISUSUN
GUNA MEMENUHI
TUGAS MATA KULIAH TEORI DAN PRAKTEK ATLETIK
LANJUT
DOSEN PENGAMPU POMO WARIH ADI, S.Pd.,
M.Or
OLEH :
NAMA : TANJUNG PRATAMA
NIM : K4611102
PRODI
PENJASKESREK
FAKULTAS
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
2013
2013
MAKALAH ATLETIK
“DEFINISI CABANG OLAHRAGA LEMPAR
LEMBING, LARI GAWANG, DAN LOMPAT JANGKIT”
Kata
Pengantar
Puji syukur
penulis telah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sang Pencipta alam
semesta, manusia, dan kehidupan beserta seperangkat aturan-Nya, karena berkat
limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan tema “Definisi Cabang Olahraga Lempar Lembing,
Lari Gawang, dan Lompat Jangkit” yang sederhana ini dapat
terselesaikan tidak kurang daripada waktunya.
Maksud dan
tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari
sekian kewajiban mata kuliah Teori dan Praktek Atletik Lanjut serta merupakan
bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang diberikan.
Pada
kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk. Pomo Warih Adi, S.Pd., M.Or selaku
dosen mata kuliah Teori dan Praktek Atletik Lanjut serta semua pihak yang telah
membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian
pengantar yang dapat penulis sampaikan dimana penulis pun sadar bawasannya
penulis hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Azza Wa’jala hingga dalam
penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam upaya
evaluasi diri.
Akhirnya
penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaan penulisan dan
penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat
atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi
Universitas Sebelas Maret. Amien ya Rabbal ‘alamin.
Wassalalam,
Surakarat, 4 Maret 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………..…1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………..…… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………..3
BAB I : LEMPAR LEMBING………………………………………………………………………………5
A.
Pengertian………………………………………………………………………………..………..5
B.
Sejarah
Lempar Lembing …………………………………………………………………....6
C.
Teknik
Lempar Lembing…………………………………………………………………………7
1. Cara Memegang
……………………………………………………………………7
2. Peraturan lomba lempar lembing …………………………………………….8
3.
Cara
membawa lembing………………………………………………………….8
D.
Persyaratan
Suatu Lemparan yang Syah………………………………………………….9
1.
Peralatan
lembing……………………………………………………………..9
2.
Jalur Lari
Awalan……………………………………………………………..10
3.
Garis
Lengkung Lemparan…………………………………………………10
E.
Teknik-Teknik
dalam Lempar Lembing……………………………………………………10
1. Cara Memegang Lembing……………………………………………………………12
2. Cara Membawa Lembing…………………………………………………………….12
F.
Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam
lempar lembing…………………12
G. Gaya melempar Lembing......................................................................12
H. Sikap akhir setelah melempar................................................................13
I.
Ukuran dan Lapangan Lempar Lembing...................................................13
J.
Lapangan
Lempar Lembing……………………………………………………………………13
K.
KESIMPULAN……………………………………………………………………………………….14
L.
SARAN………………………………………………………………………………………………..14
BAB II : LARI GAWANG……………………………………………………………………………………15
A.
Pengertian…………………………………………………………………………………………...15
B.
Teknik
Lari Gawang………………………………………………………………………………15
C.
Jenis otot yang terlibat dalam lari gawang……………………………………………..18
D.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..19
E.
Saran…………………………………………………………………………………………………..20
BAB III : LOMPAT JANGKIT……………………………………………………………………………..20
A.
Pengertian……………………………………………………………………………………………20
B.
Sejarah………………………………………………………………………………………………..21
C.
Lapangan lompat jangkit……………………………………………………………………….22
D.
Teknik lompat jangkit……………………………………………………………………………22
E.
Susunan
Organisasi Perlombaan…………………………………………………………….23
F.
Tugas Dan
Fungsi Pengurus Organisasi Perlombaan Dalam Perwasitan………23
G. Cara Mengukur Lompatan pada Lompat Jangkit………………………………………24
H.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..25
I.
Saran…………………………………………………………………………………………………..25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….……26
BAB I
LEMPAR LEMBING
LEMPAR LEMBING
A. PENGERTIAN
Lepar Lembing adalah olahraga yang
merupakan keturunan dari banyak bentuk kompetisidiperebutkan di berbagai bagian
dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah satu
peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam
perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan
dan lapangan payung tubuh, Federasi
Atletik Amatir Internasional (IAAF).
Javelin kompetisi paling dikenal
melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada Olimpiade, di mana lembing
adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan perempuan. Javelin
juga merupakan bagian dari dua tahunan Atletik Dunia kejuaraan atletik dan
berbagai daerah bertemu. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek
dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik
dasalomba dan heptathlon.
Beruang lembing sejumlah kesamaan
teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang mengharuskan atlet untuk
melempar peluru sejauh mungkin. Yang menembak, melempar palu, dan cakram semua
memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek
angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan
kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik
lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain.
Proyektil yang digunakan dalam
lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala, dibangun dari logam
ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan
sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar
sebelum pengiriman.
Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh
resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk menghasilkan peluru yang
sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin atau memutar
dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin
tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing).
Nomor lempar dibagi menjadi 4 yaitu
:
Tolak peluru (shot put)
Lempar lembing (javelin throw)
Lempar cakram (discus throw)
Lontar martil (hammer throw)
B.
Sejarah Lempar Lembing
Di zaman dahulu
lemparan dilakukan dengan berbagai cara: dari berdiri, dengan ancang-ancang,
dengan satu dan dua tangan, terhadap suatu sasaran dan demi jaraknya. Dari
lembing ringan untuk berburu pada bangsa-bangsa yang masih primitive, tombak
berat untuk berperang diseluruh dunia, dan lembing dari Abad Pertengahan selama
berabad-abad, terbentuklah lembing untuk perlombaan seperti sekarang. Lembing
lama dari kayu dengan ujung dari besi dan sosok untuk membawa, diganti dengan
kayu ringan dari Swedia, dan ini terdesak lagi oleh lembing modern dari logam
dan serat kaca (fiberglass).
Selama berpuluh
tahun lempar lembing dijuarai oleh para pelempar dari Finlandia. Dari 1914
sampai 1938 rekor dunia hamper hanya diperbaiki oleh atlet Finlandia,
keseluruhannya dengan lebih dari 16 meter. Contoh yang baik dalam tradisi
lempar lembing Finlandia ialah keluarga Jarvinen: Papa Jarvinen dalam Olimpiade
tahun 1908 menjadi juara ketiga dalam lempar cakram, dan antara 1903 dan 1906
dua kali memperbaiki rekor dunia. Kemudian sebagai pelatih ia membawa tiga
orang dari anak-anaknya sampai ke puncak prestasi. Anak bungsunya, Kalle,
menjadi juara Finlandia dalam tolak peluru. Achilles menjadi juara dunia dan
pemenang medali perak dalam dasalomba; dan Matti, yang tertua, antara 1930 dan
1936 memperbaiki rekor dunia dalam lempar lembing dari 71,57 menjadi 77,32
meter. Pada tahun 1932 ia menjadi juara Olimpiade di Los Angeles.
Lempar lembing
diikutsertakan dalam peserta olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor
perorangan untuk putra dan putri, sekarang nomor ini dimasukkan dalam dasalomba
dan sapta lomba. Dua perkembangan telah mempengaruhi pelaksanaan lempar
lembing. Yang pertama adalah usaha untuk menggunakan putaran jenis cakram untuk
melempar. Walaupun metode ini menghasilkan jarak yang baik, namun seringkali
tidak diperbolehkan, peraturan melarang atlet membelakangi arah lemparan.
Dengan demikian, peraturan ini telah memantapkan jenis lempar lembing
tradisional.
Perkembangan kedua
dihasilkan dari peningkatan jarak yang luar biasa (melebihi 100 meter) pada
lemparan putra. Pembuat peraturan yang khawatir seringkali mengubah ukuran
lembing, dan secara perlahan mengurangi jarak lemparan lembing putra. Tidak ada
perubahan pada nomor putri.
Pada tahun 1953
terjadi kehebohan besar di antara para pelempar lembing kaliber dunia. Seorang
spanyol yang sama sekali tidak terkenal, bernama Erazquien, telah melempar
lembing lebih dari 90 meter, pada waktu itu suatu jarak impian. Suatu teknik
baru memungkinkan pelempar lembing tersebut dapat mencapai lemparan sejauh itu.
Alih-alih ancang-ancang lurus seperti biasa, Erazquien berputar tiga kali dan
melemparkan lembingnya dengan sabun lunak untuk memperbaiki daya luncurnya.
Tetapi, “teknik
spanyol” yang baru itu segera oleh IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional)
dilarang karena pelempar tidak selalu dapat mengontrol lembingnya, dan
karenanya membahayakan penonton. Selain itu, tentunya juga harus disediakan
stadion-stadion baru, sebab dengan teknik baru itu dapat diharapkan lemparan
sampai sejauh 130 meter. Atlet Hongaria, Ferenc Faragi, pada rekor dunianya
tahun 1980 berhasil melemparkan lembingnya sejauh 96,72 meter, suatu kemajuan
hebta terhadap rekor-rekor pertama setelah lembing dibakukan dengan panjang
2,60 m dan berat 800 gram.
C.
Teknik Lempar Lembing
1.
Cara Memegang
- Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
- Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
- Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
2. Peraturan lomba lempar lembing
- Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing.
- Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.
- Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
- Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
- Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan
3. Cara membawa lembing
Cara mengambil awalan pada lempar
lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu
perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
- Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
- Membawa lembing Di bawah
- Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
- Membawa lembing di depan dada
- Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.
D. PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH
- Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
1. Peralatan lembing
- Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan.
- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing.
- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
2. Jalur Lari Awalan
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
3. Garis Lengkung Lemparan
Lemparan harus
dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih
selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah.
Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku
atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat
putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
E. TEKNIK-TEKNIK DALAM LEMPAR LEMBING
Olah raga lempar
lembing merupakan cabang olahraga atletik, dimana atlet dari melemparkan
lembing atau tombak pada lapangan dengan ukuran yang telah ditentukan. Lembing
yang digunakan dalam olahraga ini terbuat dari logam metal dan pada ujungnya
terdapat mata lembing yang bentuknya runcing. Lembing terdiri dari tiga bagian,
yaitu mata lembing yang berbentuk runcing, badan lembing, dan tali pegangan
pada lembing. Pada olahraga lempar lembing, panjang dan berat lembing yang
digunakan berbeda, untuk putra panjangnya 2,6 sampai 2,7 meter dengan berat 800
gram. Sedangkan untuk putri panjang lembing adalah 2,2 sampai 2,3 meter dan
beratnya 600 gram. Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang
harus diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara
membawa lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
1. Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat
aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan. Ada dua macam cara dalam
memegang lembing, yaitu:
·
Cara Finlandia: antara kedua jari tengah
dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing, sedangkan jari
telunjuk diletakkan sewajarnya.
·
Cara Amerika: antara kedua jari
telunjuk dan ibu jari diletakkan pada bagian belakang balutan lembing.
2. Cara Membawa Lembing
Dalam membawa lembing, ada tiga cara
yang bisa digunakan, yaitu:
- Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong ke arah bawah.
- Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar dengan telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke atas.
- Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan dengan mata lembing diarahkan ke depan serong atas.
F.
Beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam lempar lembing
Beberapa Hal Yang di Sarankan :
·
Memegang
lembing sepanjang jalur lengan
·
Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan tungkai
kanan
·
Berlari lurus selama melakukan awalan
·
Bawalah berat badan melewati tungkai belakang
·
Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah (bahu
kiri dalam posisi tertutup)
·
Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap
keatas
·
Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan
·
Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu
melakukan lemparan.
Beberapa Hal Yang Harus di Hindari :
·
Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh (menggenggam)
·
Meloncat ke atas pada langkah terakhir
·
Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
·
Membawa ke dua bahu menghadap kedepan
·
Pinggul di tekuk sehingga badan
membungkuk ke depan
·
Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
·
Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
·
Melempar berputar melalui samping kanan badan
G. Gaya melempar Lembing
Untuk melakukan suatu lemparan diperlikan gaya, yang dimaksud dengan gaya
adalah sikap atlet dalam melakukan lemparan. Dalam lempar lembing dikenal dua
macam gaya melempar, yaitu :
a. gaya menyamping (Hop step)
b. gaya langkah silang
(cross step)
A. Langkah silang (cross step) sebelum melempar
Langkah silang merupakan gaya lempar lembing yang sering
digunakan oleh atlet pelempar lembing. Gaya cross step ini berasal dari
Finlandia sehingga banyak yang menyebut dengan lempar lembing gaya Finlandia.
Cara lempar lembing gaya Finlandia adalah sebagai berikut, setelah langkah
awalan terakhir lakukan langkah silang :
a) langkahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri.
Bersamaan itu tangan kanan memegang lembing kemudian turunkan dan serong ke
bawah.
b) Langkahkan kaki kiri ke depan dengan tetap mempertahankan
sikap tangan kanan.
c) Lankahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri.
d) Lankahkan kaki kiri ke depan selebar mingkin saat telapak
kaki tepat menginjak tanah, putar pinggan ke depan bersamaan tangan kanan
ditarik ke depan atas.
B. Lentingan badan dan tangan saat
melempar
Cara melakukannya adalah :
a) Sikap terakhir langkah silang merupakan kelanjutan untuk
lempar atau sikap melempar.
b) Jika pelempar menggunakan tangan kanan, kaki kanan di luruskan
ke belakang, kaki kiri berada di depan dan lutut ditekuk.
c) Siku tangan pembawa lembing ditekuk dan diteruskan
memutar badan secara cepat untuk memperoleh lemparan yang baik dan
sejauh-jauhnya.
d) Bersamaan dengan memutar badan ke arah sektor lemparan,
lembing dilemparkan dengan cepat.
H. Sikap
akhir setelah melempar
Gerak ikutan atau follow through
dilakukan dengn cara :
a) Sikap badan menghadap ke arah lemparan lembing, kaki
kanan jatuh ke depan mengganti posisi kiri.
b) Kaki kiri ke belakang menjaga keseimbangan sedangkan
tubuh condong ke depan.
c) Melakukan gerak ikutan dalam lempar lembing bertujuan
untuk :
d) membantu kekuatan lemparan.
e) Menjaga keseimbangan agar badan tidak melalui garis
batas.
I. Ukuran
dan Lapangan Lempar Lembing
Ukuran
Lembing
No
|
Atlet
|
Panjang
|
Berat
|
Lilitan
|
1
|
Putra
|
260 cm - 270 cm
|
700 gram - 800 gram
|
15 cm - 16 cm
|
2
|
Putri
|
220 cm - 230 cm
|
600 gram
|
14 cm - 15 cm
|
J. Lapangan Lempar Lembing
Keterangan
Lebar awalan = 4 m
Panjang awalan = 30 m - 36,5 m
BC merupakan busur, jari-jari
AB=AC=8 m
Lebar garis lurus sisi kanan dan
kiri = 11/2 m
Lebar garis lempar = 7 m
K. KESIMPULAN
Di dalam gerakan
lempar lembing banyak sekali melibatkan bagian-bagian tubuh bagian atas dan
bawah mulai dari otot, sendi, sumbu dan bidang. Hasil dari kombinasi yang
lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut menghasilkan suatu gerakan lempar
lembing yang baik.
L. SARAN
Sebagai calon guru
olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lempar lembing mulai dari gerakannya
itu sendiri, sendi yang berperan, bidang dan sumbu yang terkait, serta
otot-otot yang digunakan, diharapkan dapat menjadi suatu pegangan dalam
membelajarkan anak didiknya kelak.
BAB II
LARI GAWANG
A. Pengertian
Lari gawang adalah lari cepat menempuh jarak dengan melompati
gawamg-gawang yang tingginya diatur dalam peraturan perlombaan.Gerakan lari
gawang, baik lari 110m mupun 200m serta 400m (untuk pria) atau 100m (untuk
wanita sedapat mungkin harus dilakukan seperti pada gerakan lari cepat. Pada
waktu melompati gawang harus dilakukan secara beruntun, lancar dan rileks.Pada
saat berlari diusahakan tidak melayang terlalu lama, sehingga kecepatan lari
tetap dipertahankan.Usahakan ketika berada diatas gawang keseimbangan tetap
terjaga.
Start yang biasanya dilakukan dalam
lari gawang adalah start jongkok. Untuk dapat melakukan lari gawang dengan
benar dan lancar, faktor pertama yang harus diperhatikan oleh seorangpelari
adalah gerakan yang dilakukan mulai dari start ke gawang pertama. Hal ini
dimaksudkan supaya pada waktu akan menolakkan kaki melewati gawang pertama dapat
dilakukan dengan cepat, tepat dan lancar. Pada waktu akan melewti gawang yang
pertama yang harus diperhatikan antara lain sbb :
·
Pada
waktu hendak bertolak, pinggang harus diangkat tinggi dan cukup jauh dari
gawang yang akan dilewatinya.
·
Lutut
kaki harus berada didepan diangkat tinggi, hingga membentuk sudut kurang lebih
90-950,sedangkan lutut kaki belakang lurus dengan tumit diangkat tinggi.
2). Sikap badan diatas gawang
® lintasan gerak
tubuh waktu berada diatas gawang harus diusahakan serendah mungkin, dengan
badan agak condong ke depan dan lutut agak dibengkokkan.
Lari gaang adalah lari cepat menempuh jarak dengan melompati gawamg-gawang yang tingginya diatur dalam peraturan perlombaan.
Gerakan lari gawang, baik lari 110m mupun 200m serta 400m (untuk pria) atau 100m (untuk wanita sedapat mungkin harus dilakukan seperti pada gerakan lari cepat.pada waktu melompati gawang harus dilakukan secara beruntun, lancar dan rileks.
Pada saat berlari diusahakan tidak melayang terlalu lama, sehingga kecepatan lari tetap dipertahankan.Usahakan ketika berada diatas gawang keseimbangan tetap terjaga.
Lari gaang adalah lari cepat menempuh jarak dengan melompati gawamg-gawang yang tingginya diatur dalam peraturan perlombaan.
Gerakan lari gawang, baik lari 110m mupun 200m serta 400m (untuk pria) atau 100m (untuk wanita sedapat mungkin harus dilakukan seperti pada gerakan lari cepat.pada waktu melompati gawang harus dilakukan secara beruntun, lancar dan rileks.
Pada saat berlari diusahakan tidak melayang terlalu lama, sehingga kecepatan lari tetap dipertahankan.Usahakan ketika berada diatas gawang keseimbangan tetap terjaga.
® kaki yang
digunakan untuk menolak ditarik kedepan dengan jalan memutar ksamping
® setelah kaki
depan melewati gawang, segera diturunkan ketanah dengan keadaan lurus
® lengan harus
membantu keseimbangan di atas gawang, sehingga dapat membantu cepat kembali ke
posisi gerak ke depan
® pada saat berada
di atas gawang badan dicondongkan ke depan, hal ini sangat berguna menjaga
keseimbangan gerakan mendorong ke depan
3). Sikap badan dan gerakan kaki pada waktu mendarat
®
pada saat mendarat di tanah, kaki
dalam keadaan lurus
®
kaki belakang dengan lutut ditekuk,
tetap terangkat tinggi supaya dapat bergerak bebas menjangkau ke depan dalam
usaha membantu langkah panjang
®
badan dicondongkan ke depanmembantu
membawa berat badan, sehingga kaki yang berada di atas mudah bergerak mlangkah
ke depan.
4). Langkah diantara gawang
Jumlah langkah diantara gawang yang harus
dilakukan oleh setiap pelari berbeda-beda.dan para plari umumnya berusaha untuk
dapat :
® membuat langkah
dari start ke gawang pertama antara 7-9 langkah
® setelah langkah
kaki depan mendarat ditanah mencapai 3 langkah diantara gawang.
5). Dari gawang terakhir sampi melewati garis finish
Setelah kaki depan melewati gawang terakhir
dan mendarat di tanah, yang harus dilakukan oleh seorang pelari gawang adalah
sbb :
®
badan condong kedepan
®
kaki belakang secepatnya langkahkan
ke depan
®
lari secepat-cepatnya sampai melewati
garis finish, dengan membusungkan dada ke dada ke depan.
v Hal yang perlu
diperhatikan pada waktu melewati gawang :
Bertolak
dari jarak 1,95 – 2,15 m di depan gawang, kaki lurus mendarat ± 1,05 – 1,45 m
di depan gawang. Ayunan kaki ke depan dengan lutut yang tidak kaku. Lengan
diayunkan sewajarnya, lengan di depan didorong ke depan setinggi mata lainya
dan dipergunakan untuk menjaga keseimbangan. Bungkukkan badan ke depan mendapat
paha dari kaki yang diayunkan ke depan. Sehingga pada waktu di atas gawang
kecondongan badan dipertahankan. Di atas gawang kaki belakang ditarik ke depan
dengan gerakan yang beruntun, posisi kaki terlipat, paha terbuka ke samping,
telapak kaki diputar kearah luar, dan rata-rata di atas gawang. Usahakan waktu
melampaui gawang titik ketinggian berada tepat di atas gawang, tidak di depan
atau dibelakang gawang. pusatkan Posisi Pandangan ke depan bagian atas gawang.
Start dan mengambil gawang pertama merupakan hal yang menentukan bagi seorang pelari gawang, terutama lari gawang 100 meter wanita dan 110 meter pria. Start harus dilakukan dengan kecepatan tinggi dan tidak mengurangi kecepatan saat mengambil gawang pertama. kelancaran mengambil gawang pertama ini sangat berpengaruh pada pengambilan gawang berikutnya.
Start dan mengambil gawang pertama merupakan hal yang menentukan bagi seorang pelari gawang, terutama lari gawang 100 meter wanita dan 110 meter pria. Start harus dilakukan dengan kecepatan tinggi dan tidak mengurangi kecepatan saat mengambil gawang pertama. kelancaran mengambil gawang pertama ini sangat berpengaruh pada pengambilan gawang berikutnya.
C. Jenis otot yang
terlibat dalam lari gawang
1.
Otot pada tangan :
·
Otot trisep
·
Otot bisep brakhii
·
Otot brakhialis
·
Otot brachioradialis
·
Otot pronator teres
·
Otot flexor carpi radialis
·
Otot palmaris longus
·
Otot flexor retinakulum
·
Fasia Palmaris
·
Otot flexor karpi ulnaris
·
Tendon bisep
·
Otot trisep
·
Otot pada bahu
·
Otot trapezius
·
Klavikula
·
Otot deltoid
·
Otot bisep Otot latisimus dorsi
2.
Otot pada pinggul :
·
Gab tendon
·
Lingkaran ingvinal
·
Vena savena besar
·
Ligament inguinal
·
Krista iliaka
3.
Otot pada kaki :
·
Prosesus akromion
·
Prosesus korakoidesus
·
Kepala panjang dari bisep
·
Kepala pendek bisep
·
Otot ketul dari bisep
·
Inserso bisep
·
Radius
·
Insersio trisep kedalam prosesusolekranon ulna
·
Trisep
·
Kepala humerus
·
Scapula
4.
Otot pada telapak kaki yang terlibat
pada saat lompatan :
·
Retinakula bawah
·
Tendon extensor untuk jari kaki
·
Maleoulus medialis
5.
Sistem energi yang digunakan lari
gawang
Saat melakukan lari gawang atlet
menggunakan sistem pernapasan anaerob. Komponen fisik yang menentukan adalah
kecepatan, kekuatan, daya ledak dan daya tahan otot.
D. KESIMPULAN
Di dalam gerakan lari gawang banyak
melibatkan bagian-bagian tubuh mulai dari otot, tangan, kaki, dan pinggul.
Hasil dari kombinasi yang lengkap dari bagian-bagian tubuh tersebut
menghasilkan suatu gerakan lari gawang yang baik dengan tanpa melupakan
komponen fisik yang menentukan antara kecepatan, kekuatan, daya ledak dan daya
tahan otot.
E. SARAN
Sebagai calon guru
olahraga, dengan mengetahui analisis gerak tolak peluru mulai dari gerakannya
itu sendiri, komponen fisik yang menentukan antara kecepatan, kekuatan, daya ledak
dan daya tahan otot., diharapkan dapat menjadi
suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak.
BAB
III
A. Pengertian
Triple jump
(kadang-kadang disebut sebagai hop, langkah dan melompat atau melompat, lompat
dan melompat) adalah sebuah trek dan lapangan olahraga, mirip dengan lompat
jauh, tetapi melibatkan sebuah “hop, langkah dan melompat” rutin, dimana
pesaing berjalan menyusuri jalur dan melakukan lompatan, satu langkah dan
kemudian melompat ke dalam lubang pasir.
Menurut ketentuan
si pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan kaki
yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil
dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan
pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi
tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang
tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
B. Sejarah
Triple melompat,
atau paling tidak melibatkan tiga varian melompat satu demi satu, berakar pada
Olimpiade Yunani Kuno, dengan catatan yang menunjukkan para atlet mencapai
jarak lebih dari 50 kaki (15,24 m). [1]
Dalam mitologi
Irlandia yang geal-ruith (triple jump), adalah suatu peristiwa diperebutkan
dalam Permainan Tailteann Irlandia kuno sejak 1829 SM [2]
Triple melompat
adalah bagian dari pelantikan Olimpiade Athena 1896, meskipun saat itu terdiri
dari dua hop di kaki yang sama dan kemudian melompat. Bahkan, juara Olimpiade
modern pertama, James Connolly, adalah triple jumper. Olimpiade awal juga
termasuk berdiri tiga melompat, meskipun ini sejak saat itu telah dihapus dari
program Olimpiade dan jarang dilakukan dalam persaingan saat ini. Tiga wanita
melompat diperkenalkan ke Olimpiade Atlanta pada tahun 1996. Saat ini pria dan
wanita pemegang rekor dunia Jonathan Edwards dari Britania Raya,
dengan melompat dari 18,29 meter (60,0 kaki), dan Inessa Kravets
dari Ukraina, dengan lompatan 15,5 meter (51 kaki).
Istilah “Atletik”
berasal dari kata Yunani “Atlon” yang berarti “Berlomba” atau “Bertanding”.
Arti selengkapnya adalah pancalomba atau perlombaan yang terdiri dari lima
nomor.
Di abad XIX merupakan masa menggeloranya
kembali semangat berolahraga di kalangan masyarakat luas termasuk berkembangnya
olahraga Atletik. Perkumpulan-perkumpulan Atletik mulai terbentuk. Adapun
perlombaan-perlombaan Atletik mulai banyak diperlombakan dan diselenggarakan.
Pada tahun 1960
perkumpulan Atletik yang pertama di selenggarakan di Amerika tepatnya di
Sanfransisco dengan nama Olimpiade Club. Kejuaraan atletik di Amerika di
selenggaraka pada tahun 1960 oleh: New York Atletik Club. Setelah itu sering
kali diadakan perlombaan di amerika serikat dengan Negara-negara eropa. Pada
tahun 1880 di Inggris berdiri istilah Amateur Atletik Board. Tahun 1887 di New
Salan berdiri New Zealand Atletik Amateur Assosation. Tahun 1899 di Belgia
berdiri Lique royale belge’d Atletisme, dan di Canada berdiri Canadian Track
and Field Asosiation.tahun 1895 Africa Selatan berdiri South Africant Amateur
Atletic Union. Dan di Swedia berdiri SouthAfricant Amateur Atletic Union. Dan
di Swedia berdiri Swenska Fri Idrotta Forbunder. Perlombaan-perlombaan
kejuaraan atletik telah saring di selenggarakan. Demikian perlombaan atas
Negara belum ada peraturan perlombaan menentukan pemenang.
Baru pada tanggal
17 Juli yaitu setelah selesainya perlombaan atletik pada olympiade modern V di
Stockholm. Tokoh-tokoh atletik dari 17 negara yang mengikuti olypiade dari
Amerika Serikat ,Australia ,Inggris ,Inggris, Jerman ,Swedia ,Yunani berdiskusi
untuk membentuk suatu badan internasional yang kan membuat peraturan perlombaan
atletik yang lengkap. Badan tersebut didirikan dengan nama Internasional Amateur Atletik Federation (IAAF) terpilih sebagai
ketua adalah Kristina Helestrom kedua-duanya dari Swedia. Peraturan-peraturan
tehnis untuk perlombaan Internasional yang pertama di sahkan pada congress yang
ke tahun 1914 di Lyon Ferancis. Sejak terbentuknya IAAF ini ppenyelenggaraan
perlombaan atletik makin baik terutama dalam segi pengorganisasian.
C. Lapangan Lompat Jangkit
Ukuran untuk
Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45m, dari balok tumpuan sampai
bak lompatan ± 13m, bak lompat panjang 8m, lebar 2,75m. kedalaman bak lompat ±
10-20cm.
D. Tehnik Lompat Jangkit
Lompat jangkit
dibagi dalam beberapa tahap gerakan:ancan-ancang, ”jingkat”, ”langkah”,
”lompat’ dan mendarat.
1.
Ancang – Ancang
untuk meningkatkan
kecepatan lari dengan tidak menghambat dari tumpuan-tumpuan tersebut, Jarak
awalan harus cukup panjang 35 – 40 meter, supaya kecepatan mencapai titik
maksimal pada waktu melakukan tumpuan. Gerakan lari konstan dan mampu
menempatkan kaki tumpu pada balok dengan tepat.
2.
Gerakan HOP
Gerakan hop adalah
gerakan dua kali menumpu kaki yang sama dengan tidak menghambat kecepatan lari
atau awalan. Supaya lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
·
Perubahan kecepatan yaitu tekanan
kaki ke arah depan dan ke atas yang digerakkan oleh kaki tumpu.
·
Perubahan gerakan cenderung ke arah
depan tidak ke atas.
·
Setelah menumpu kaki menekan
mengayuh dengan tenaga penuh sehinga kaki hampir sejajar dengan tanah.
·
tahap akhir gerakan dengan sikap
melayang untuk melakukan pendaratan.
·
Sebelum mendarat kaki tumpu harus
digerakkan ke depan, sedangkan kaki yang satu tergantung bebas di belakang
titik pusat berat badan.
·
Saat kaki menumpu tumit lebih dahulu
menyentuh tanah, tumit berada di depan titik pusat berat badan. saat melayang
punggung diusahakan tegak tidak condong.
3.
Gerakan Step
Gerakan tumpuan
yang ketiga yang dilakukan setelah gerakan tumpuan kaki yang sama, gerakan ini
bertujuan mengubah kecepatan ke arah gerakan step, untuk menjaga gerak mendatar
sebanyak mungkin untuk dapat mengangkat bobot badannya ke arah jump. Untuk
mendapatkan Gerakan step yang baik. Anda perhatikan penjelasan berikut:
·
Jaraknya langkah tergantung dari
kecepatan saat melakukan tumpuan.
·
Perpindahan diperoleh saat gerakan
hop ke arah gerakan step disamping kaki yang diangkat mengayun.
·
Setelah kaki melakukan dorongan
yaitu setelah gerakan hop kemudian kaki yang satunya bergerak dari sikap
tergantung di belakang digerakan dengan lutut terlebih dahulu dan pangkal paha
dipertahankan jangan bergerak turun.
·
Kaki harus digerakkan setinggi
mungkin anggota badan bagian bawah tidak kaku dan tetap terayuh.
·
Sebelum gerakan menumpu kaki ayun
dipertahankan tergantung kemudian hentakan kaki ke atas untuk mendapatkan suatu
ketinggian, dengan tumit terlebih dahulu dengan berat badan berada di depan
tumit. badan waktu melayang dipertahankan tegak.
4.
Gerakan Mendarat atau Jump
Gerakan jump
ini merupakan bagian terakhir dari gerakan-gerakan sebelumnya, gerakan hop dan
step, untuk mendapatkan pendaratan yang sempurna perhatikan penjelasannya:
· Jauhnya
hasil suatu lompatan tergantung dari kontribusi gerakan-gerakan awal.
·
Gerakan step diikuti dengan kaki
yang tergantung yang diayunkan ke muka dibantu dengan ayunan kedua tangan.
·
diusahakan setegak mungkin untuk
memperoleh ketinggian yang diinginkan.
·
Gerakan melayang biasanya
menggunakan teknik Hang stile.
·
Merentangkan kedua belah lengan ke
atas dimaksudkan untuk menahan gerakan turun ke bawah (drop).
·
Waktu mendarat perhatian tertuju
pada kaki yang diayunkan sejauh mungkin ke depan dari pinggul.
· Lutut
belakang diangkat ke depan sehingga sejajar dan kedua lengan digerakan ke depan
membantu gerakan kaki, setelah tumit menyetuh pasir gerakan pinggul mendorong
ke depan agar tidak jatuh ke belakang.
E. Susunan Organisasi Perlombaan
· Manajer
Perlombaan
· Sekretaris
Perlombaan
· Manajer
Tehnik Perlombaan
· Juri
Pencatat
· Juri
Ukur
· Juri
Penyiar
· Bagian
Medis
· Bagian
Keamanan
F. Tugas Dan Fungsi Pengurus Organisasi Perlombaan Dalam
Perwasitan
1.
Manajer Perlombaan
Bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perlombaan
yang betul, tertib, dan lancer. Dan dia wajib mengecek bahwa semua petugas
telah lapor kehadirannya untuk bertugas, atau menunjuk pengganti bila perlu,
dan bekerja sama dengan pihak keamanan untuk mengatur orang yang diberi wewenang
saja boleh masuk arena.
2.
Sekretaris Perlombaan
Bertugas bertanggung jawab atas terselenggaranya
rapat-rapat panitia pelaksana dan menyusun notulen/hasil catatan hasil rapat
yang berhubungan dengan perlombaan yang dimaksud. Dan bertanggung jawab
mengatur dan mengurusi seluruh urusan, adminitsrasi, menerima dan melakukan
korespondensi penting yang berhubungan dengan perlombaan.
3.
Manajer Tehnik Perlombaan
Bertugas bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana
perlombaan yang sesuai dengan peraturan IAAF/PASI, serta kartu hasil lomba
dipersiapkannya.
4.
Juri Pencatat
Bertugas mengisi atau menyempurnakan isi dari formulir
perlombaan secepatnya, kemudian ditandatangani oleh wasit.
5.
Juri Ukur
Bertugas mengukur
jarak lompatan yang dilakukan oleh para atlit.
6.
Juri penyiar
Bertugas mengumumkan nama dan nomer dada peserta yang
berlomba dalam tiap event kepada penonton.
7.
Bagian Medis
Bertugas menjamin tersedianya sarana dan prasana medis untuk
pengujian medis, pengobatan dan pelayanan kesehatan darurat di tempat
perlombaan sehingga perawatan atlit memadai.
8.
Bagian Keamanan
Bagian keamanan ini harus dapat menguasai/mengawasi keamanan
diseluruh arena lomba dan harus melarang setiap orang selain petugas/official,
para atlit peserta yang berkumpul untuk berlomba, untuk memasuki dan tinggal
diarena perlombaan.
G. Cara Mengukur Lompatan pada
Lompat Jangkit
Pada lompat jangkit
pengukuran sebetulnya sama dengan pengukuran pada loncat jauh. Pengukuran
dilakukan oleh juri pengukur yang biasanya berjumlah 2 (dua) orang. Pengukuran
akan dilakukan apabila lompatan tersebut dinyatakan syah. Pengukuran lompatan
diambil dari balok ujung balok tumpu yang terdekat dengan bak pasir, sampai
pada tanda awal pendaratan. Bila pelompat berjalan mundur seusai melakukan
lompatan maka yang diukur adalah jarak ketika atlet tersebut mundur. Oleh
karena itu ketika seusai meloncat maka atlet harus berjalan maju. Pada
pengukuran ini diusahakan untuk seteliti mungkin sebab selisih satu cm saja
akan berpengaruh. Selain itu alat yang digunakan untuk mengukur juga harus sama
( hanya ada satu alat ukur). Hasil lompatan akan dicatat oleh pencatat hasil
perlombaan.
Penentuan pemenang
lompat jangkit bila kita lihat memanglah mudah karena ditentukan oleh lompatan
yang paling jauh. Sebetulnya tidak demikian sebab ada beberapa prosedur yang
harus dilalui oleh atlet, seperti tes doping.
Bila didalam sebuah
perlombaan ada nilai yang sama maka untuk menentukan juara maka harus diberikan
kesempatan pada kedua peserta tersebut untuk melakukan lompatan lagi. Dan bila
masih sama maka dilihat dari prestasi atlet sebelumnya, dan bila masih sama
baru diadakan undian.
D. KESIMPULAN
Di dalam gerakan lompat jangkit
melibatkan kombinasi bagian-bagian tubuh mulai dari teknik sprint, menjangkit,
dan menumpu. Hasil dari kombinasi yang lengkap dari bagian-bagian tubuh
tersebut menghasilkan suatu gerakan lompat jangkit yang baik dengan tanpa melupakan komponen fisik yang
menentukan antara kecepatan, kekuatan, daya ledak dan daya tahan otot.
E. SARAN
Sebagai calon guru
olahraga, dengan mengetahui analisis gerak lompat jangkit mulai dari gerakannya
itu sendiri, komponen fisik yang menentukan antara kecepatan, kekuatan, daya ledak
dan daya tahan otot., diharapkan dapat menjadi
suatu pegangan dalam membelajarkan anak didiknya kelak.
DAFTAR
PUSTAKA
http://fuzoneku.blogspot.com/2011/02/lari-gawang.html
http://www.scribd.com/doc/81577706/Definisi-lompat-jangkit
id.wikipedia.org
www.cidcm.umd.edu
blog.wordpress.com
http://fluh5ni.blogspot.com/2010/06/lompat-jangkit-triple-jump.html
http://ciluman.blogspot.com/2010/07/blog-post.html
Gerry A. Carr. (1997). Atletik Untuk Sekolah. Jakarta. PT.
Raja Grafindo Persada.
http://makalahlemparlembing.blogspot.com/2010/11/makalah-lempar-lembing_24.html
http://republikguru.blogspot.com/2010/06/makalah-lempar-lembing.html
0 komentar:
Posting Komentar